“HAZMAT” BAJU LEBARAN TIM MEDIS YANG TAK TERLUPAKAN

APAKAH ANDA MASIH ABAI DAN TIDAK PERDULI PROTKOL KESEHATAN ???

“Tidak ada kata terlambat, kami selalu berharap masyarakat dapat benar – benar mematuhi aturan protokol kesehatan demi keselamatan dirinya sendiri dan orang lain disekitarnya. Kami tahu kami lelah tapi kami tetap akan laksanakan tugas kami sebagai bagian dari Medis Indonesia yang merupakan lini pertahanan terahir dimasa covid-19 ini. Semoga semangat kami ini tidak menjadi sia – sia dan menjadi motor semangat bagi masyarakat untuk semakin meningkatkan kedisiplinan diri mentaati himbauan pemerintah yang selalu lantang kami suarakan. Kami sangat tidak berharap nama anda kami tuliskan dalam laporan kami sebagai terkonfirmasi positif covid-19 selanjutnya. Sayangilah diri anda sendiri dan orang lain disekitar anda” dr. Dewi Murni Kepala Puskesmas Baloi Permai.

BATAM KOTA, Dihari ke 4 pasca Idul Fitri 1441H ini, 13 Warga dinyatakan terkonfirmasi positif covid-19 yang mana 8 diantaranya berada dalam wilayah kerja Kecamatan Batam Kota. Tentunya ini bukanlah kabar yang menyenangkan disaat seluruh perhatian aparatur Pemerintah Kota Batam tertuju pada bagaimana mempersiapkan semaksimal mungkin segala aspek terkait, jelang pelaksanaan pelonggaran sistem kehidupan masyarakat di tengah masa covid-19 di Kota Batam 15 Juni 2020 mendatang.

8 Kasu baru terkonfirmasi positif covid-19 Batam Kota ini merupakan Kasus close contact dari kasus sebelumnya namun belum sempat dilaksanakan swab ke-dua yang bersangkutan telah meninggal dunia akibat riwayat penyakit kronis yang menyertai, beberapa lainya  merupakan kasus dengan cluster baru. 8 Kasus tambahan ini tersebar ke beberapa kelurahan yang ada di Wilayah Kecamatan Batam Kota. 6 Kasus Baru di Kelurahan Taman Baloi yang merupakan Cluster Baru dari close contak sebelumnya, 1 Kasus Baru di Kelurahan Teluk Tering merupakan Cluster Baru, 1 Kasus Baru di Kelurahan Sukajadi merupakan Cluster Baru.

Aditya Guntur Nugraha Camat Batam Kota yang didampingi oleh R. Padiel Lurah Baloi Permai serta dr. Dewi Murni Kepala Puskesmas Baloi Permai dan Ka. TU Puskesmas Baloi Permai mendampingi langsung porses seluruh pasien terkonfirmasi positif covid-19 yang akan di evakuasi ke RSKI Galang dan RSBP Batam untuk menjalani Isolasi Intensif, Rabu (27/05).

“Hari ini juga kita akan langsung evakuasi mereka untuk menjalani Perawatan Intensif di Ruang Isolasi yang sudah disiapkan di RSKI Galang dan RSBP Batam. Terkonfirmasi positif ini terdiri dari beberapa kasus baru dan close contact sebelumnya dan tersebar di beberapa perumahan yang berada di beberapa Kelurahan yang ada” Ujar Aditya menjelaskan.

Dirinya sangat menyayangkan terjadinya hal ini dan tidak dapat dihindarkan sebagai akibat ketidakpedulian dan masih rendahnya kooperatif dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya disiplin melaksanakan Protokol Kesehatan di tengah pandemi ini.

“sebagaimana kita ketahui, beberapa waktu belakangan jelang hari raya Idul Fitri ini sebagian masyarakat benar – benar abai dan acuh terhadap protokol kesehatan yang setiap saat dihimbaukan kepada masyarakat namun setiap saat pula mereka acuhkan, bahkan tidak sedikit diantara masyarakat justeru ada yang sampai berkata kasar dan sangat tidak bersahabat kepada petugas kita dilapangan saat melakukan penyisiran dan himbauan, mereka ini begitu angkuhnya seolah memiliki kekebalan dan jaminan keselamat terhadap  covid-19. Percayalah Covid-19 ini tidak perduli siapa anda, tua-muda, kaya-miskin, mau agama apa semua sangat rentan dan rawan terhadap covid-19” ujarnya aditya.

“Kalau sudah terpapar seperti ini baru ketakutan semua, bahkan sampai ada yang merengek dan trauma. Barulah mereka paham kenapa Pemerintah bersama Ulama tidak henti – hentinya menghimbau agar masyarakat mentaati protokol kesehatan. Tapi ya tak ada gunanya lagi kan, bukan hanya dirinya sendiri yang rugi tapi juga mengancam keselamatan orang lain disekitarnya” ujar aditya menekankan.

Pemandangan berbeda kami temukan saat berbincang dengan dr. Dewi Murni, ia menjelaskan sedikit cerita pengalamannya dan rekan sejawatnya yang masih harus bertugas ketika Hari Raya Idul Fitri Kemarin. “Mas tau gak, disaat masyarakat dengan abainya sibuk dengan baju lebaran sampai berkerumun di mall – mall dan swalayan, beberapa diantara kami ada yang menangis melihat keadaan masyarakat yang benar – benar tidak sadar akan keselamatan jiwanya. Bahkan ada salah satu fhoto kerumunan massa di pasar lagi sibuk memilih baju lebaran, membawa anak balita, ibunya pake masker tapi anaknya ga dikasih masker, itu sama aja mau membunuh anaknya kan” cerita  Dewi dalam perbincangan tersebut.

“Bener ini ya, satu pengalaman yang tak akan kami lupakan seumur hidup kami mas. “Lebaran dengan Baju Hazmat”  disaat masyarakat sibuk dengan baju lebaran dan berkumpul bersama keluarganya, mereka lupa kami masih harus bertugas dengan baju hazmat lengkap merawat pasien covid-19. Tahu sendirikan baagaimana rasanya memakai baju hazmat lengkap selama 6-8 jam menahan lapar, haus bahkan tak bisa buang air. Jangan tanya berapa banyak keringat yang mengalir dibadan kalau udah pake baju hazmat.” ujar Dewi yang tampak memendam keprihatinan yang mendalam melihat kondisi masyarakat saat ini yang sangat abai dan acuh terhadap keselamatan dan kesehatan dirinya sendiri dan orang lain disekitarnya.