PANGGUNG RAKYAT MENGANGKAT MARTABAT

BATIK MARLIN MENDUNIA, SEBUAH KARYA SENI ANAK MADANI – “BUNGE RAMPAI NEGERI MADANI”

BATAM KOTA, Di edisi ke – tiga ini kami akan mengangkat tema tentang kiprah  “Batik Marlin” yang kini mulai mendunia sejak diperkenalkan pertama kali tahun 2018 yang lalu oleh Bunda Marlin sapaan akrab Hj. Marlin Agustina Ketua Dekranasda Kota Batam, dan satu – satunya di Indonesia sebuah hasil seni batik karya anak madani.

Bunda Marlin sangat berharap melalui Batik Marlin ini dapat menjadi panggung rakyat dalam mengangkat marwah dan martabat khazanah warisan seni budaya melayu yang merupakan pondasi utama akar budaya bangsa. Terlebih Batik Marlin ini yang kini telah mendunia merupakan hasil karya asli anak madani Kota Batam.

Sesuai dengan penamaannya Batik Marlin, yang membawa esensi perenang tercepat dan ikan yang tangguh dengan paruh yang kuat dan tajam sebagai filosofi yang melatar belakanginya, Bunda Marlin ingin membawa semangat ini dalam seni batik khas Kota Batam yang telah mengantongi hak cipta/paten dari Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Kemenkumham 2018 yang lalu sebagai hasil karya seni batik asli dari Kota Batam dengan 6 segmen dan 10 varian yang telah didaftarkan, yaitu Marlin Dua Cangkang, Cengkrama Marlin, Ikan Marlin Berseri Gonggong Menari, Ikan Marlin Gelombang Berseri, Marlin Terumbu dan Marlin Berlak.

Di Indonesia sendiri Batik Marlin sudah mulai dikenal luas oleh semua kalangan, bahkan pernah dikenakan dengan bangsa oleh salah satu Da’I yang sangat populer kekinian Ustadz Abdul Somad saat menghadiri Indonesia Bertasbih dalam peresmian Masjid Raya Sultan Mahmud Riayat Syah yang merupakan Masjid terbesar di Asia tersebut pada desember 2019 yang lalu.

Batik khas Negeri Madani ini sudah sangat sering diperagakan di panggung – panggung fashion show baik domestik maupun internasional, bahkan saat peragaan busana yang dilaksanakan di Malaysia beberapa waktu yang lalu, Batik Marlin sangat mencuri perhatian dan membuat beberapa desiner dan pelaku usaha yang hadir terpukau dengan kreatifitas seni batik karya anak madani tersebut.

Dalam beberapa kesempatan Bunda Marlin yang merupakan inisiator dan kreator dibalik mendunianya Batik Marlin khas Kota Batam tersebut terlihat selalu mengenakan busana yang terlihat sangat anggun dalam balutan Batik Marlin dalam setiap kegiatan yang ia hadiri. Batik sendiri telah ditetapkan sebagai warisan seni asli Indonesia oleh UNESCO dalam kategori Warisan Kemanusiaan Untuk Kebudayaan Lisan dan Nonbendawi sejak 2 Oktober 2009.

Saat ini Batik Marlin sudah sangat berkembang di Kota Batam dan sudah memiliki beberapa perajin batik yang merupakan putra – putri asli negeri madani yang dengan tekun mengikuti berbagai pelatihan yang dilaksanakan oleh Dekranasda dan Dinas Pariwisata Kota Batam dalam mengembangkan kemampuan membatik dan melahirkan seniman batik dalam upaya melestarikan budaya kearifan lokal Kota Batam. Bahkan kini telah ada kampung seni yang secara khusus mengembangkan karya seni Batik Marlin yang berlokasi di Perumahan Bida Kharisma Kecamatan Batam Kota. Batik Marlin sendiri telah dikembangkan kedalam banyak varian baru baik batik cetak maupun batik tulis yang didesain sendiri oleh perajin batik Kota Batam dibawah binaan Dekranasda dan Dinas Pariwisata Kota Batam.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ikan Marlin merupakan keluarga ikan perenang tercepat dengan ciri khas memiliki tubuh yang memanjang dengan paruh yang panjang dan menyerupai tombak atau pedang sebagai senjatanya melindungi diri. Ikan dengan 10 spesies ini terdapat dihampir seluruh perairan indonesia dan dunia, yang paling terkenal adalah Black Marlin, Blue Marlin dan Thodax (yang sangat familiar dengan legenda Singapura yang pernah mengalami serangan ikan thodax dimasa lalu).

Menurut KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan menuliskan bahwa para penulis terdahulu menggunakan istilah batik yang sebenarnya tidak ditulis dengan kata batik akan tetapi seharusnya bathik. Secara etimologi, kata batik berasal dari bahasa Jawa ambhatik, dari kata amba yang berarti lebar, luas, kain; dan titik yang berarti titik atau matik (kata kerja dalam bahasa Jawa berarti membuat titik) dan kemudian berkembang menjadi istilah batik, yang berarti menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar. Semoga dengan semakin mendunia dan berkembangnya Batik Marlin ini dimasa yang akan datang, kecintaan kita dan pengembangan kekayaan kearifan lokal Negeri Madani juga turut serta berkembang dan mendunia sebagai sebuah pangggung rakyat dalam mengangkat martabat melalui karya seni anak madani.